iPad Untuk Arsitek

Aditya Yuwana

2/26/20215 min read

Beralih dari peralatan analog ke digital kerap butuh penyesuaian, terutama terhadap software. Tetapi demi efisiensi waktu dan workflow yang lebih baik, mau nggak mau akhirnya saya pun melakukannya.

Saya sangat menikmati membuat sketsa secara manual dengan menggunakan kertas dan pensil. Ada pengalaman yang menyenangkan membuat garis diatas kertas. Tetapi belakangan saya menemui kendala pada saat berkoordinasi. Saya harus memotret sketsa manual saya, mengirimkan fotonya ke rekan kerja via aplikasi messenger seperti WhatsApp atau Telegram, yg mana hal ini terasa kurang efisien.

Kenapa Tablet?

Tablet bukanlah sebuah perangkat pengganti PC, tapi alat ini merupakan salah satu perangkat tambahan yang memudahkan pekerja seperti saya untuk bekerja secara mobile dari jarak jauh. Selain itu ada beberapa alasan mengapa saya menggunakan tablet.

Pertama, tablet adalah mobile paperless office. Profesi arsitek, seperti yang kita ketahui sangat sering menggunakan kertas. Dengan tablet, saya tidak harus membawa banyak kertas untuk bekerja. Tablet bisa digunakan untuk membuat sketsa, mengecek gambar, presentasi desain, dan sebagainya yg mana jika dilakukan secara manual tentu membutuhkan banyak kertas. Yang saya lakukan hanya tinggal melakukan sinkronisasi data dan semua dokumen yang saya butuhkan telah ada di tablet.

Kedua, lebih hemat waktu. Seperti yg sudah saya sampaikan di awal, tablet memudahkan saya untuk berkoordinasi dengan tim. Saya dapat menghemat waktu misalnya dalam membuat dan mengirimkan sketsa digital, yang mana jika dilakukan secara manual, harus difoto dulu. Saya juga bisa menghemat banyak waktu dengan tidak mencetak gambar yang akan dipresentasikan ke klien, cukup dengan membuka file PDF atau BIM viewer.

Ketiga, tablet merupakan perangkat yang sangat keren untuk membuat sketsa. Proses desain arsitektur selalu dimulai dari membuat konsep yang dituangkan dalam bentuk sketsa, dan tablet sangat memudahkan hal tersebut. Yang paling terasa adalah saat membuat konsep site plan. Dengan menggunakan tablet, saya dapat menggunakan sistem layering yang mana hal ini sedikit merepotkan apabila dilakukan secara manual menggunakan tracing paper. Saya juga bisa langsung membuat sketsa interior dari foto eksisting yg diambil menggunakan kamera di tablet. Sangat praktis dan efisien.

Keempat, karena portabilitynya, tablet lebih mudah digunakan dalam kondisi apa saja dibanding perangkat lain. Saya bisa membuat artikel blog sambil tiduran misalnya, atau membuat sketsa di layar yg lebih besar dibanding smartphone sambil selonjoran. Kadang kalo online meeting yang tidak harus menyalakan kamera pun, saya melakukannya sambil rebahan.

Kenapa iPad?

Lantas, kenapa memilih iPad? Banyak merk tablet lain, tapi karena saya sudah terbiasa bekerja dengan menggunakan perangkat Apple, iPad merupakan pilihannya. Selain itu ada beberapa alasan kenapa saya memilih iPad.

Pertama, ekosistem Apple. Ekosistem ini membuat saya lebih mudah bekerja antara perangkat satu dan lainnya, misalnya memindahkan file dan data antara laptop, tablet dan smartphone, dalam hal ini Airdrop melakukannya dengan sangat cepat. Contoh lain, ketika saya menulis artikel ini, saya mengetiknya di iPhone. Tapi saya bisa dengan mudah memindahkannya (dengan copy-paste) ke Mac tanpa perlu software apapun. Lebih hemat waktu.

Kedua, Apple Pencil. Ini subjektif, tapi saya penasaran dengan perangkat Apple yang satu ini dan ternyata setelah saya pakai sangat intuitif, akurat, dan nyaman digunakan. Rasanya hampir sama dengan menggunakan pensil.

Ketiga, pilihan software atau aplikasi. Beberapa aplikasi esensial yang saya butuhkan hanya tersedia untuk iPadOS, seperti Morpholio Trace dan terutama Pro Create. Saya menggunakan kedua aplikasi tersebut untuk membuat konsep, sketsa dan merevisi desain.

Saya menggunakan iPad Air generasi ke-4, tetapi saat ini versi terbaru dari iPad Air sudah rilis. Saya memilih seri ini sebab merasa sangat cukup dengan spesifikasi dan fiturnya. Spesifikasinya lebih unggul dibanding iPad Pro 2018 tetapi masih dibawah iPad Pro 2020, yang rilis Maret 2020. Dibandingkan iPad dengan seri dibawahnya, iPad Air generasi 4 memiliki beberapa keunggulan dan salah satu yang paling krusial adalah layarnya. Layar iPad Air sudah laminated yang artinya nggak ada celah udara antara display dengan cover kaca. Hal kecil seperti ini bakal terasa banget waktu bikin sketsa. Pada iPad seri dibawahnya, ujung Apple Pencilnya seolah ngga nyentuh garis sketsa. Menurut saya, perangkat ini memiliki price-to-performance ratio yang oke dibanding seri Pro. Selisih harga antara dengan seri Pro bisa saya gunakan untuk membeli aksesoris tambahan.

Kekurangan

Setelah menggunakan iPad untuk beberapa bulan, ada beberapa kekurangan yang saya rasakan.

Pertama, seperti yang sudah saya sampaikan di awal bahwa iPad adalah perangkat sekunder. Saya sebagai arsitek nggak akan bisa menjadikan iPad sebagai perangkat utama menggantikan laptop atau PC. Beberapa aplikasi khususnya yang berbasis CAD dan BIM, kurang maksimal di iPad dan juga di tablet lain. Kecuali Sketchup, kebanyakan dari aplikasi tersebut hanya berupa viewer dan tidak dapat dipergunakan seperti pada versi desktopnya.

Kedua, aplikasi yang tidak tersedia. Beberapa aplikasi yang bisa kita dapatkan di versi iOS tidak tersedia di versi iPadOS, misalnya Instagram dan WhatsApp. Akhirnya saya menggunakan Instagram versi iOS yang tampilannya kecil di iPad. Untuk WhatsApp, saya menggunakan versi webnya yang sejauh ini ngga ada masalah hanya perlu beberapa step log-in saat membuka aplikasi.

Aksesoris Tambahan

iPad sendiri sudah menjadi sebuah perangkat yang powerfull. Tapi ada beberapa aksesoris tambahan lain yang diperlukan bagi arsitek untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya. Berikut ini beberapa aksesoris yang saya gunakan dan rekomendasikan. Kamu bisa klik nama aksesoris untuk link pembeliannya.

1. Paperlike. Untuk yang nggaK terbiasa menggambar diatas kaca, paperlike adalah solusinya. Benda ini selain merupakan sebuah pelindung layar, juga mampu membuat layar iPad serasa menjadi permukaan kertas. Pengalaman membuat sketsa manual menjadi terasa dengan paperlike.

2. Apple Pencil Gen 2. Ngga bisa dipungkiri, perangkat ini menjadi sesuatu yang wajib dimiliki bagi pengguna iPad (seri apapun) terutama bagi arsitek. Perangkat ini adalah alat utama untuk membuat sketsa. Sejauh ini Apple telah merilis Apple Pencil 1st dan 2nd generation. Apple Pencil sangat nyaman digunakan dan intuitif. Mau yang generasi pertama atau kedua, sama nyamannya.

3. Magnetic Case. Untuk melindungi iPad saat dibawa bepergian. Cover belakangnya terbuat dari magnet yang menempel erat di back case iPad. Sisi depannya terdiri dari 3 lipatan untuk mode viewing dan typing, juga dilengkapi dengan pelindung Apple Pencil pada sisi samping.

4. Apple USB-C to VGA Multiport Adapter. Untuk saya, alat ini wajib ada. Saya menggunakannya untuk memberikan materi kuliah dan presentasi melalui proyektor yang menggunakan kabel VGA. Untuk yang keluaran Apple, agak pricey. Alternatifnya bisa menggunakan multiport merk lain seperti Vention yang dilengkapi dengan soket HDMI.

5. USB Flash Drive. Flash drive untuk memindahkan data saya dari iPad ke PC dan sebaliknya. Mengingat port di iPad adalah Type C, pilihan saya jatuh pada Sandisk Ultra Dual Drive Go OTG. Perangkat ini juga berguna untuk memindahkan data dari perangkat rekan kerja saya ke iPad.

6. Drawing Gloves. Entah kenapa saat saya membuat sketsa, tangan saya sering lembab. Saya menggunakan sarung tangan ini untuk membuat saya nyaman ketika menggambar diatas iPad.

7. Apple Pencil Cover. Untuk melindungi Apple Pencil apabila terjatuh. Saya menggunakan yang terbuat dari karet silikon yang nyaman digenggam dan menjadikan Pencil tidak licin.

iPad ternyata membuat alur kerja saya menjadi lebih efisien. Membuat sketsa, koordinasi dengan tim, dan melakukan presentasi desain menjadi jauh lebih mudah, dan yang paling penting, kegiatan produktif bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja menggunakan perangkat ini terlepas dari beberapa kekurangan yang saya tuliskan sebelumnya. Kalo kamu bekerja lebih sering menggunakan CAD atau BIM untuk membuat gambar, mungkin kamu tidak akan membutuhkannya. Tapi kalo kamu telah mempunyai PC, memiliki mobilitas tinggi, sering membuat konsep dan melakukan presentasi desain, mungkin perangkat tablet bisa dipertimbangkan untuk menjadi perangkat sekunder.