Memilih Komputer Untuk Arsitek

Aditya Yuwana

4/28/20214 min read

Arsitek dan mahasiswa arsitektur nggak bisa lepas dari yang namanya komputer. Perangkat ini sangat penting, mengingat hampir semua pekerjaan arsitektur dikerjakan di komputer, mulai dari mendesain dengan model tiga dimensi, membuat gambar kerja, menghitung RAB, membuat jadwal proyek, membuat visualisasi tiga dimensi dan animasi, hingga mengedit foto dan video.

Banyak mahasiswa arsitektur atau lulusan baru, yang bingung saat akan membeli komputer. Banyak pilihan yang tersedia di pasaran, dan saking banyaknya, mereka bingung komputer seperti apa yang sebaiknya mereka beli? Di tulisan kali ini saya akan membahas bagaimana cara memilih komputer untuk arsitek dan mahasiswa. Di postingan ini saya nggak akan membahas mengenai merek dan hanya akan membahas secara garis besar sesuai kebutuhan arsitek.

Personal Computer, Laptop vs Desktop

Manakah yang lebih baik, laptop atau desktop? Jawabannya, nggak ada yang lebih baik. Keduanya tergantung kebutuhan kamu. Kalo kamu seorang mahasiswa atau arsitek yang tidak punya tempat untuk bekerja tetap, laptop adalah pilihan terbaik. Sebaliknya, jika kamu memiliki tempat bekerja tetap, tinggal disuatu tempat dalam waktu lama, maka desktop adalah pilihannya.

Laptop memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah lebih mobile. Kamu bisa menggunakannya bekerja dari mana saja. Kekurangannya adalah harganya sedikit lebih mahal daripada desktop di spesifikasi yang sama. Seperti yang kita tau bahwa pekerjaan arsitektur menuntut komputer dengan spesifikasi yang cukup tinggi. Laptop juga memiliki keterbatasan untuk ditingkatkan. Jika kamu mahasiswa, pastikan laptop yang kamu beli pada awal kuliah akan mumpuni setidaknya hingga 4-5 tahun kedepan dibandingkan harus berganti laptop tiap 2-3 tahun.

Nah sekarang pertanyaannya, laptop seperti apa? Karena kita harus bekerja dengan software arsitektur yang terbilang membutuhkan spesifikasi tinggi, maka pilihannya adalah laptop workstation. Laptop workstation yang dirancang untuk melakukan pekerjaan berat dibekali dengan spesifikasi yang mumpuni untuk digunakan para profesional. Harganya memang tidak murah, tapi ini adalah investasi yang sangat baik untuk menunjang pekerjaan kamu.

Gimana dengan laptop gaming? Untuk seorang mahasiswa yang juga hobi bermain game, ngga ada salahnya memilih laptop gaming. Kalo kamu seorang profesional, sebaiknya cari laptop gaming yang bentuknya simpel dan ramping. Soalnya sebagian besar laptop gaming bentuknya besar dan bulky, kurang cocok untuk dibawa saat meeting atau presentasi ke klien karena berat dan terasa kurang profesional di mata klien. Kamu bisa cek postingan saya tentang laptop untuk arsitek dan mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam memilih laptop.

Untuk desktop, pilihannya adalah All-in-One (AiO) atau rakitan. AiO adalah komputer yang menggabungkan monitor dan tower menjadi satu. Jadi bentuknya lebih simpel dan rapi. Akan tetapi karena perangkat AiO ini ready-to-use, sangat sulit untuk ditingkatkan komponen-komponennya. Sama seperti laptop, kamu harus membeli komputer baru tiap kali kebutuhan kamu sudah tidak dapat diakomodir lagi. Berbeda dengan desktop rakitan yang mengharuskan kamu untuk merakit sendiri komponen-komponennya seperti CPU, Motherboard, RAM, dll. Jadi bila suatu saat butuh ditingkatkan, kamu nggak harus mengganti seluruh hardware untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan kamu dalam beberapa tahun kedepan. Cukup beberapa komponen saja (misal, RAM atau VGA). Tapi nggak semua orang bisa dengan baik merakit desktop.

Dibanding laptop, harga desktop lebih murah untuk spesifikasi yang setara. Akan tetapi, pastikan kamu bukan seorang yang sering berpindah-pindah tempat sebelum memutuskan membeli desktop.

Operating System, Windows vs MacOS

Kedua operating system (OS) ini punya pengguna yang banyak dan masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Saya sendiri cukup familiar dengan kedua OS ini karena sampai saat ini saya masih menggunakan keduanya bersamaan.

Windows sangat familiar bagi semua orang, dan sejak kecil kita sudah mengenal OS yang satu ini. Hampir semua software arsitektur kompatibel dengan Windows. Windows juga kompatibel di hampir setiap perangkat PC (laptop dan desktop) yang ada dipasaran saat ini. Akan tetapi Windows juga memiliki beberapa kekurangan. Keluhan paling banyak dari para pengguna Windows yakni ancaman terhadap virus. Microsoft juga mengharuskan kamu untuk membeli OS ini jika kamu membeli sebuah komputer baru.

Beda dengan MacOS, Apple menyediakan OS mereka dengan gratis ketika kamu membeli perangkat Mac. MacOS sendiri adalah OS besutan Apple dan hanya bisa dijalankan di perangkat Macintosh. Meskipun beberapa software arsitektur juga tersedia bagi pengguna Mac, tetapi banyak software lain yang hanya tersedia untuk versi Windows saja. Akan tetapi kamu bisa menjalankan OS Windows di perangkat Mac kamu dengan menggunakan Bootcamp, meskipun terdapat beberapa kekurangan. Salah satu kekurangannya adalah kita harus me-reboot ulang perangkat Mac kita saat akan berpindah OS dan bagi saya ini adalah alur kerja yang sangat tidak efisien. Selain itu, perangkat Apple juga dikenal lebih mahal dibanding perangkat lain dari kompetitor.

Seperti yang saya jelaskan di awal tadi, lingkup kerja arsitek sangat banyak. Bukan hanya mendesain, modeling, dan rendering, tetapi juga photo editing, membuat video dan animasi, membuat laporan, menghitung anggaran proyek, dan semua pekerjaan ini memerlukan software yang berbeda-beda. Nah, sebelum kamu memutuskan akan menggunakan operating system Windows atau MacOS, pastikan kembali software yang kamu gunakan tersedia untuk OS tersebut atau tidak. Jangan sampai karena udah terlanjur memilih salah satunya, kamu kesulitan melakukan pekerjaan karena software nya tidak tersedia untuk OS tersebut.

Kesimpulan

Laptop

(+) Lebih mobile, mudah dibawa dan bekerja dari mana saja.

(+) Tinggal pakai. Nggak perlu mikir kompatibilitas antar hardware.

(-) Lebih mahal untuk spesifikasi yang setara dengan desktop.

(-) Komponen terbatas untuk di-upgrade.

Desktop

(+) Mudah di-upgrade sesuai kebutuhan dan budget kamu.

(+) Lebih murah untuk spesifikasi yang setara dengan laptop.

(-) Butuh tempat dan sulit dibawa kemana-mana.

(-) Untuk desktop rakitan, kadang timbul masalah kompatibilitas antar hardware.

Windows

(+) Lebih familiar dan sangat banyak penggunanya.

(+) Kompatibel dengan hampir semua software arsitektur.

(-) Lebih rentan terhadap ancaman virus.

(-) Kadang tidak didapatkan secara gratis saat membeli perangkat. Untuk desktop rakitan, kamu harus membeli Windows nya secara terpisah.

MacOS

(+) Bisa didapatkan dengan gratis saat membeli perangkatnya, baik laptop ataupun desktop.

(+) Bisa menjalankan dua operating system dalam satu perangkat (MacOS & Windows)

(-) Tidak kompatibel dengan beberapa software arsitektur.

(-) Ekosistem tertutup, kecuali kamu memiliki beberapa perangkat Apple lainnya misal, iPhone atau iPad.

Biar ngga kepanjangan, postingan kali ini sampai sini dulu ya. Di bagian kedua, kita akan bahas tentang spesifikasi komputer yang dibutuhkan untuk arsitek dan mahasiswa. Bye!