Tips dan Teknik Sketsa Arsitektur

Aditya Yuwana

6/27/20206 min read

Sketsa adalah gambar kasar dan ringan atau gambaran garis besar dari suatu gambar atau lukisan yang belum selesai. Walaupun kemajuan teknologi telah mendukung pekerjaan desain arsitektural menjadi lebih mudah, menggambar sketsa masih sangat relevan dan mempunyai peranan yang penting bagi arsitek. Sebuah rancangan desain arsitektur biasanya diawali dari sebuah gambar sketsa.

Sketsa adalah salah satu cara termudah, tercepat, dan termurah bagi arsitek untuk mengkomunikasikan idenya kepada klien atau rekan kerja. Kamu hanya perlu menggunakan kertas dan pensil saja untuk memulai. Tidak jarang keputusan penting dibuat berdasarkan sketsa, misalnya ketika mencari solusi atas permasalahan konstruksi di lapangan. Mengingat pentingnya gambar sketsa, berikut ini adalah beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan sketsa arsitektur.

Memilih Alat Tulis

Pilih peralatan sketsa yang paling sesuai, baik dari segi fungsi, kenyamanan, dan harga. Coba untuk tidak menggunakan terlalu banyak alat tulis. Sebuah pensil, penghapus, pena atau marker, dan sebuah kertas adalah alat dasar untuk menghasilkan sketsa. Beberapa arsitek bahkan hanya menggunakan kertas semen ketika membuat sketsa di lapangan. Untuk keperluan presentasi, mungkin perlu beberapa alat tulis yang mampu membuat sketsa terlihat lebih menarik di mata klien.

Memilih Kertas

Kertas terdiri dari berbagai jenis, warna, ketebalan dan ukuran. Sesuaikan jenis kertas dengan alat tulis yang digunakan. Untuk membuat sketsa konsep, denah dan tata ruang, saya hampir selalu menggunakan tracing paper atau kertas kalkir, entah yang berbentuk lembaran milimeter atau berbentuk roll. Dengan menggunakan tracing paper, saya dapat dengan mudah menggambar denah atau site plan di atas gambar site yang sudah saya cetak sebelumnya. Kelebihan lainnya, saya dapat dengan mudah menjiplak di atas denah sebelumnya jika ada kesalahan. Penggunaan tracing paper juga memungkinkan saya dapat melihat setiap proses perubahan yang terjadi dari denah awal hingga denah akhir.

Alternatifnya, saya menggunakan dot grid notebook berukuran A5 yang lebih mudah untuk dibawa kemana-mana. Bentuknya seperti buku tulis dengan tepian spiral yang posisinya bisa tetap datar apabila dibuka penuh sehingga lebih leluasa untuk menggerakkan tangan. Berbeda dengan jilid plastik atau staples yang akan meninggalkan bekas tekukan. Kelebihan lain dot grid, sketsa yang dibuat nggak akan didominasi oleh garis-garis horizontal dan vertikal seperti pada milimeter block. Sketsa tampak lebih bersih tetapi tetap skalatis.

Jenis Garis

Untuk memperjelas informasi dalam sketsa, gunakan beberapa jenis garis. Garis tebal bersambung digunakan untuk sebagian besar objek dalam sketsa. Garis putus-putus digunakan untuk objek yang terhalang dan terletak dibelakang objek lain. Garis tipis, sebagai penanda sumbu atau objek yang bergerak (arah bukaan pintu, misalnya). Garis tipis dengan titik digunakan sebagai garis potong. Penggunaan berbagai jenis garis ini membantu pembaca sketsa memahami hierarki informasi dan hubungan antarobjek dalam gambar. Dengan demikian, sketsa menjadi lebih informatif dan mudah dibaca.

Ketebalan Garis

Gambar presentasi yang menarik mampu dihasilkan dari teknik sketsa yang terdiri dari beberapa variasi ketebalan garis. Ketebalan garis adalah sebuah intonasi jika diibaratkan sebagai suara. Tentunya membosankan misalnya, mendengarkan seorang pembicara yang berbicara dengan suara yang datar, tanpa intonasi dan emosi. Sama halnya dengan garis, ketebalan garis mampu menghadirkan dimensi sekaligus sebagai penanda yang mana objek utama dan objek tambahan pada gambar sketsa. Ketebalan garis bisa dihasilkan dari pemilihan jenis alat tulis dan biasanya ditandai dengan angka (0.3, 0.5, 0.8, dst).

Saya biasanya mengaplikasikan variasi ketebalan garis dengan menggunakan 5 sampe 6 alat saja, dimana saya rasa sudah cukup untuk menghasilkan jenis ketebalan garis yang beragam. Mulai dari pensil mekanik untuk sketsa dasar, pena dengan mata tipis, marker dengan variasi ketebalan garis (biasanya saya menggunakan 0.1, 0.3, dan 0.5), serta brush pen.

Garis Tegas

Buat garis utuh yang tegas dalam satu tarikan garis. Hindari garis putus-putus dalam beberapa tarikan. Untuk membuat garis tegas yang panjang, bisa menggunakan mistar atau dengan menggerakkan pensil dan tangan kamu sepanjang garis yang ingin dibuat menggunakan siku sebagai sumbunya. Jangan bertumpu pada pergelangan tangan.

Untuk menghasilkan sebuah sketsa yang menarik, mulailah dengan garis yang tipis. Garis tipis memudahkan untuk dikoreksi menggunakan penghapus dan bisa tertutupi oleh garis yang lebih tebal diatasnya. Objek utama atau yang lebih dekat biasanya digambar dengan garis tebal, sedangkan objek tambahan atau yang lebih jauh (termasuk latar belakang) digambarkan dengan garis tipis. Garis tebal juga dibuat untuk sesuatu yang besar, sedangkan garis tipis dibuat untuk sesuatu yang detail (seperti garis lantai, arsiran, bayangan, lekukan atap, dan sebagainya).

Overlapping

Sketsa arsitek dengan mudah dapat dikenali dari pertemuan antara dua garis atau sudut yang biasanya dikenal dengan overlapping. Pada tiap sudut atau pertemuan garis, buatlah garis dengan sedikit overlap untuk menghasilkan sketsa yang menarik dan tidak kaku. Overlapping dapat menjadi pembeda antara sketsa yang dibuat oleh seorang arsitek dan yang bukan arsitek.

Bayangan

Selain ketebalan garis, teknik bayangan juga mampu menghadirkan dimensi dalam sketsa arsitektur. Teknik bayangan digunakan untuk objek yang terkena dan memantulkan cahaya. Dalam gambar atau sketsa dua dimensi, arah datang cahaya harus ditentukan dari awal sehingga kita dapat menentukan arah jatuh bayangan. Tebal dan tipisnya bayangan pun disesuaikan dengan jauh dekatnya objek yang terkena cahaya. Objek yang paling dekat dengan sumber cahaya dibuat dengan warna yang lebih terang dibanding objek yang jauh, biasanya ditandai dengan tingkat kepekatan warna abu-abu (20%-80%). Warna abu muda untuk sisi yang dekat dari cahaya, sedangkan warna abu pekat untuk sisi yang tidak terkena cahaya.

Pewarnaan

Agar lebih artistik, sketsa arsitektur dapat menggunakan beberapa jenis warna, tergantung objeknya. Untuk denah, saya biasanya menggunakan warna hijau untuk rumput, dan biru muda untuk air. Untuk perspektif, boleh menggunakan lebih banyak varian warna. Saya sendiri lebih menyukai menggunakan warna turunan, misalnya turunan merah, atau abu-abu. Alternatif alat yang digunakan adalah brush pen, spidol marker atau pensil warna.

Sketsa Digital

Saat ini telah banyak aplikasi yang memudahkan seseorang untuk membuat sketsa secara digital (digital drawing). Alternatif peralatannya pun juga beragam, mulai dari pen tablet, hingga computer tablet. Sketsa digital memiliki fitur undo untuk melakukan perbaikan yang menjadi keunggulan dibanding sketsa manual. Lain kali saya akan membahas secara khusus mengenai sketsa digital ini.

Alat Sketsa yang Saya Gunakan

Untuk membuat sketsa arsitektur, berikut adalah beberapa alat yang saya gunakan.

A. Canson Calque Millimetre A4 - Untuk membuat denah skalatis dengan men-tracing.

B. Dot-grid Notebook - Notebook yang mudah dibawa kemana-mana.

C. Bienfang Tracing Roll - Untuk membuat konsep site plan yang di-trace diatas gambar site yang dicetak.

D. Uni Kuru Toga Mechanical Pencil - Ujung pensilnya bisa memutar sehingga bagian runcingnya merata. Ketebalan garis menjadi lebih konsisten.

E. Tombow Mono Zero - Mata penghapus kecil memungkinkan untuk menghapus detail di antara garis.

F. Pentel Touch Sign Pen - Untuk membuat outline dengan garis tebal.

G. Pilot Hi-Tec-C - Untuk membuat outline dengan garis tipis.

H. Sakura Koi Brush Pen Set of 6 - Satu set brush abu-abu untuk membuat bayangan. Tintanya tidak tembus ke sisi belakang kertas.

I. Sakura Pigma Micron - Untuk membuat outline dengan ketebalan sedang.

Kalo kamu mau melatih teknik menggambar perspektif, baik satu atau dua titik hilang, saya punya lembar kerja yang bisa kamu gunakan dengan gratis di link ini. Kamu cukup mengunduh dan mencetaknya, lalu jadikan panduan untuk menggambar.

Setiap arsitek memiliki gaya sketsa yang khas yang dapat dibedakan dari linework atau tarikan garisnya. Yang saya tulis diatas adalah tips dan teknik dasar secara garis besar untuk membuat sketsa arsitektur. Kamu perlu banyak berlatih dan mengembangkan gaya sketsamu sendiri. Semoga tips diatas dapat berguna untuk meningkatkan kemampuan sketsa kamu. Satu hal lagi, tips paling ampuh adalah dengan latihan secara terus menerus hingga mahir. Practice makes perfect.